Jumat, 08 Juli 2011

planet yang jarang di kunjungi orang


Pluto(nama resmi:134340)
adalah sebuah planet katai
(dwarf planet) dalam Tata
Surya. Sebelum 24 Agustus
2006, Pluto berstatus
sebagai sebuah planet dan
setelah pengukuran,
merupakan planet terkecil
dan terjauh (urutan
kesembilan) dari
matahari.
Pada 7 September 2006,
nama Pluto diganti dengan
nomor saja, yaitu
134340.
Nama ini diberikan oleh
Minor Planet Center (MPC),
organisasi resmi yang
bertanggung jawab dalam
mengumpulkan data
tentang asteroid dan komet
dalam tata surya kita. [1]
Pada 1978 Pluto diketahui
memiliki satelit yang
berukuran tidak terlalu kecil
darinya bernama
Charon
(berdiameter 1.196 km).
Kemudian ditemukan lagi
satelit lainnya, Nix dan
Hydra.
Setelah 75 tahun semenjak
ditemukan, Pluto masih
terbalut misteri. Saat ini
wahana nirawak
New
Horizons telah diluncurkan
untuk meneliti Pluto dan
diperkirakan akan
mendekati Pluto dalam
jarak terkecil pada Juli
2015.
Statistik
Sejak ditemukan oleh Clyde
William Tombaugh, seorang
astronom muda di
Observatorium Lowell, pada
18 Februari 1930, Pluto
kemudian menjadi salah
satu anggota dari Tata
Surya yang paling jauh
letaknya.
Jarak Pluto dengan
matahari adalah 5.900,1 juta
kilometer. Pluto memiliki
diameter yang mencapai
4.862 km dan memiliki
massa 0,002 massa Bumi.
Periode
rotasi Pluto adalah
6,39 hari, sedangkan
periode revolusi adalah
248,4 tahun. Bentuk Pluto
mirip dengan
Bulan dengan
atmosfer yang mengandung
metan. Suhu permukaan
oPluto berkisar -233 Celsius
osampai dengan-223
Celsius, sehingga sebagian
besar berwujud
es.
Status Pluto sebagai
planet
Kalau melihat sejarahnya,
Pluto sebenarnya
ditemukan lantaran adanya
teori mengenai planet
kesembilan dalam sistem
tata surya
Bimasakti.
Baru kemudian setelah
Clyde mampu
menunjukkan bukti-bukti
nyata dalam penelitiannya,
akhirnya Pluto resmi
menjadi salah satu planet
yang menentukan rotasi
galaksi ini.
Pada saat Pluto ditemukan,
ia hanya diketahui sebagai
satu-satunya objek angkasa
yang berada setelah
Neptunus. Kemudian,
Charon, satelit yang
mengelilingi Pluto sempat
dikira sebagai planet yang
sebenarnya. Akhirnya
keberadaan satelit Charon
ini semakin menguatkan
status Pluto sebagai planet
Akan tetapi, para astronom
kemudian menemukan
sekitar 1.000 objek kecil lain
di belakang Neptunus
(disebut
objek trans-
Neptunus) yang juga
mengelilingi Matahari. Di
sana mungkin ada sekitar
100.000 objek serupa yang
dikenal sebagai objek
Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper
adalah bagian dari objek-
objek trans-Neptunus).
Belasan benda langit
termasuk dalam Obyek
Sabuk Kuiper di antaranya
Quaoar (1.250 km pada Juni
2002), Huya (750 km pada
Maret 2000), Sedna (1.800
km pada Maret 2004),
Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea,
Varuna dan 2003 EL61
(1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup
menghebohkan karena
Obyek Sabuk Kuiper ini
diketahui juga memiliki
satelit pada Januari 2005
meskipun berukuran lebih
kecil dari Pluto. Dan
puncaknya adalah
penemuan
UB 313 (2.700
km pada Oktober 2003)
yang diberi nama oleh
penemunya
Xena. Selain
lebih besar dari Pluto, obyek
ini juga memiliki satelit.
Pluto sendiri, dengan orbit
memanjangnya yang aneh,
memiliki perilaku lebih mirip
objek Sabuk Kuiper
dibanding sebuah planet,
demikian anggapan
beberapa astronom. Orbit
Pluto yang berbentuk elips
tumpang tindih dengan orbit
Neptunus. Orbitnya
terhadap Matahari juga
terlalu melengkung
dibandingkan delapan objek
yang diklasifikasikan
sebagai planet. Pluto juga
berukuran amat kecil,
bahkan lebih kecil dari
Bulan, sehingga terlalu kecil
untuk disebut planet.
Setelah Tombaugh wafat
tahun 1997, beberapa
astronom menyarankan
agar
International
Astronomical Union, sebuah
badan yang mengurusi
penamaan dan
penggolongan benda langit,
menurunkan pangkat Pluto
bukan lagi sebagai planet.
Selain itu beberapa
astronom juga tetap ingin
menerima Pluto sebagai
sebuah planet. Alasannya,
Pluto memiliki bentuk
bundar seperti planet,
sedangkan komet dan
asteroid cenderung
berbentuk tak beraturan.
Pluto juga mempunyai
atmosfer dan musim
layaknya planet.
Pada 24 Agustus 2006,
dalam sebuah pertemuan
Persatuan Astronomi
Internasional
, 3.000
ilmuwan astronomi
memutuskan untuk
mengubah status Pluto
menjadi "
planet katai".
Asal-usul nama
Mengenai masalah ini juga
sempat menjadi
kontroversi. Karena sempat
membuat banyak pihak
saling berselisih paham.
Banyak yang bilang nama
ini berasal dari karakter
anjing dalam komik Walt
Disney. Kenyataan bahwa
komik tersebut memulai
debutnya pada tahun yang
sama dengan penemuan
benda angkasa tersebut
oleh manusia dipercaya
banyak pihak sebagai salah
satu alasannya.
Nama Pluto juga
merupakan nama seorang
dewa dari kebudayaan
Romawi yang menguasai
dunia kematian (Hades
dalam kebudayaan Yunani).
Nama ini diberikan mungkin
karena benda angkasa ini
sama gelap dan dinginnya
dengan dewa
tersebut,selain juga misteri
yang menyelimutinya.
Ternyata banyak nama lain
yang pernah ditolak untuk
menamai planet baru
tersebut. Salah satunya
adalah Minerva, yang
berarti dewi ilmu
pengetahuan. Alasannya
jelas, karena nama tersebut
sudah dipergunakan untuk
hal yang lain. Lalu ada
nama Constante, merujuk
pada nama pendiri
observatorium tempat
Clyde bekerja, Constante
Lowell. Namun pemberian
nama Lowell juga ditolak
secara perlahan-lahan.
Diselimuti misteri
Hingga kini bisa dibilang
Pluto adalah salah satu
benda angkasa yang paling
jarang diteliti manusia.
Berbagai alasan
menyebabkan berbagai
proyek untuk meneliti Pluto
terhenti.
Wahana peneliti
Salah satu penelitian yang
cukup serius akhirnya
digelar juga untuk melihat
Pluto, yaitu penelitian pihak
AS melalui NASA, yang
mengirimkan satu set
pesawat tanpa awak untuk
mendata daerah
permukaan Pluto,
karakteristik geografi dan
geomorfologi secara global
dan mencari data struktur
atmosfer yang melingkupi
Pluto.
Sebuah ekspedisi yang
dinamakan Pluto Express
direncanakan mulai
meluncur ke angkasa pada
Desember 2004 dan
direncanakan tiba di Pluto
paling lama pada tahun
2008, namun ekspedisi ini
akhirnya dibatalkan pada
tahun
2000 karena masalah
dana dan digantikan sebuah
misi baru bernama
New
Horizons (diluncurkan
Januari 2006). Pesawat ini
akan melintasi Pluto dan
Charon, satelit alaminya
dan kemudian mengirimkan
foto-foto ke Bumi. Salah
satu studi yang akan
dilakukan Horizons
mencakup masalah
atmosfer yang ada di
lapisan satelit Pluto
tersebut. New Horizons juga
direncanakan akan terbang
menuju Sabuk Kuiper.
Hingga kini dipercaya Pluto
memiliki sifat atmosfer
yang paling asli semenjak
memisahkan diri dari
matahari. Lapisan atmosfer
ini juga dikenal sebagai
lapisan paling dingin yang
pernah dimasuki sebuah
pesawat misi angkasa luar
dari bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar