Jumat, 08 Juli 2011

asal mula meteor


Saat melakukan
pengamatan dengan
teleskop GEMINI, 2
astronom asal Brazil dan
Amerika berhasil
menemukan asteroid yang
mirip dengan “ordinary
chondrite” (chondrite umum)
untuk pertama kalinya.
Maksutnya meteor tersebut
merupakan meteor yang
umum ditemukan di Bumi,
namun masih belum bisa
diketahui asal usulnya
karena berbagai proses
geologi yang terjadi setelah
asteroid tersebut terlontar
dari tempat asalnya.
Hasil pengamatan T. Mothé-
Diniz (Brazil) dan D.
Nesvorný (USA)
menunjukan spektrum
asteroid yang mereka
temukan memiliki
kemiripan dengan chondrite
umum, yang merupakan
materi meteor yang mirip
dengan komposisi Matahari.
Dari seluruh meteor yang
jatuh di Bumi, sebagian
besar diperkirakan berasal
dari sabuk asteroid yang
berada di antara Mars dan
Jupiter. Tampaknya mereka
terlontar setelah terjadi
tabrakan dan masuk ke
dalam orbit yang baru, dan
pada akhirnya jatuh ke
Bumi.
Meteorit dalam perjalanan
sejarah tata Surya memiliki
peran penting, karena ia
merupakan alat utama
dalam memahami sejarah
Tata Surya. Komposisi
meteor merekam proses
geologi di masa lalu yang
terjadi saat mereka masih
bersatu dengan induknya
(tubuh utamanya). Maksut
induk atau tubuh utama
disini adalah ada sbeuah
asteroid yang kemudian
ketika terjadi tabrakan
melontarkan sejumlah
materi keluar dan materi
yang terlontar inilah yang
kita kenal sebagai meteorit.
Masalahnya, astronom
seringkali gagal untuk
menemukan induk si
meteorit yang umum
ditemukan di Bumi sehingga
tak bisa diketahui spesimen
asal si meteorit pada sabuk
asteroid. Chondrites umum
merepresentasikan 75% dari
seluruh meteorit yang
berhasil ditemukan.
Untuk menemukan asal
sumber si meteorit,
astronom harus
membandingkan spektrum
spesimen meteorit dengan
asteroid yang diamati. Ini
sulit, karena setelah
terlontar keluar, proses
yang berlangsung di dalam
meteorit dan di dalam
asteroid yang jadi induknya
sudah berbeda. Umumnya,
permukaan sering
mengalami perubahan
akibat proses “cuaca
angkasa”, yang berasal dari
pergerakan mikrometeorit
dan angin matahari. Kedua
komponen ini secara
progresif merubah spektrum
permukaan asteroid,
sehingga spektrumnya jadi
berbeda dari meteorit yang
yang terkait dengannya.
Tabrakan merupakan proses
utama yang mempengaruhi
asteroid. Akibat dari
tabrakan yang besar,
asteroid bisa pecah dan
fragmen pecahannya akan
mengikuti orbit si asteroid
tadi. Pecahan-pecahan inilah
yang dikenal juga sebagai
keluarga asteroid. Sampai
saat ini kebanyakan
keluarga asteroid yang
dikenal sudah sangat tua
terbentuk sekitar 100 juta
tahun lalu. keluarga yang
baru lebih sulit dideteksi
karena letak asteroid yang
sangat berdekatan satu
sama lainnya. Pada tahun
2006, 4 asteroid mua baru
ditemukan dengan rentang
usia antara 50000 – 600000
tahun. Fragmen ini
seharusnya maish belum
banyak dipengaruhi cuaca
angkasa setelah terjadinya
perpecahan akibat
tabrakan.
Pengamatan yang
dilakukan Mothé-Diniz dan
Nesvorný pada keluarga
asteroid muda tersebut
dilakukan menggunakan
teleskop Gemini (di Hawaii
dan Chile) dan hasilnya
kemudian dibandingkan
dengan meteorit Fayeteville.
hasilnya terdapat kemiripan
pada chondritenya.
Penemuan ini merupakan
yang pertama kalinya
dalam hal kecocokan antara
hasil pengamatan dan hasil
penemuan meteorit yang
ada di Bumi. Dengan
demikian titik cerah untuk
mengetahui asal usul induk
dari meteorit yang
ditemukan di Bumi semakin
membuka peluang untuk
memahami lebih jauh lagi
sejarah Tata Surya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar